oh wow. Cloudflare is down.

Seperti kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Kemarin abis cerita yang anak umuran 6-7 tahun mau digampar karena teriak "anj*ng", kali ini kita cerita anak yang udah agak gedean alias remaja, kejadian udah lama banget sebenernya, cuma masih keinget aja.

Gini ceritanya,

Jaman koas anak dulu, konsulen itu sering bilang, “seni”-nya pediatri itu adalah ketika kita ingin anamnesa untuk mendapatkan keterangan gejala apa yang dialami oleh pasien.

Kenapa? Ya karena anak kan kadang blm bisa deskripsikan yg dirasa dengan akurat. Apalagi kalo udah nangis ketakutan duluan.

Tipe pasien itu memang macem2, tapi ya semua tetap dilayani. Cuma, kadang sulit juga memenuhi “ekspektasi” mereka.

Apalagi IGD. Pintunya terbuka 24 jam, nggak ada sistem ambil nomor antrian, yang ada cuma sistem triage. Dan, yang paling utama, TIDAK BISA DIPREDIKSI siapa atau kapan pasien datang.

Rasanya hampir semua IGD di negeri ini pasti pernah denger komentar atau cerita dgn kata2: "di RS itu nggak diapa-apain".

Dan ya, tentu saja, sebagai salah satu mahluk yang sering berada di IGD, pasti pernah berjumpa kata-kata pamungkas itu.

Jadi ceritanya begini ... *bgm on*

Akhirnya akun bebas blokir.

Anyways, ada keributan baru di dunia per-nakes-an berkaitan dengan peraturan pemerintah yaitu... BPJS Tenaga Kerja.

Jadi aturan barunya adalah, kalo mau punya SIP (Surat Ijin Praktek), harus menjadi anggota BPJSTK. By definisi ya bener sih, kan memang "tenaga kerja"

Pride month ain’t over yet. Pass it on! 🏳️‍⚧️ 🏳️‍🌈
#spiderman #pridemonth #lgbtq2s+ #lgbt

Dulu pas pendidikan, lagi stase neurologi (syaraf), dapet kasus perempuan muda, kecelakaan lalu lintas. Dibawa ke IGD dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Karena waktu itu lagi nggak jaga IGD, jadi 'ketemu' pasiennya di bangsal. Keadaannya sadar, tapi dia diem aja, nggak mau jawab pertanyaan

Weh... lama nggak sempet buka bluesky.

Anyways, tempo hari baca soal aturan asuransi kesehatan yang katanya akan menetapkan sekian persen dari total biaya pengobatan itu akan dibebankan ke pihak pasien.

Tidak pasien-friendly tentu saja, tapi somehow kepikir itu mgk dipicu sama kejadian di lapangan

Jaman pendidikan, pasti ada aja ya kejadian yang kadang bikin ketawa (sekarang, dulu mah ya gemeter). Kadang kejadian yang 'menakutkan' itu bisa cair juga kalo kebetulan konsulennya orang yang 'chill' aja, jadi bawaannya santai.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446H
Mohon Maaf Lahir dan Batin

Bicara soal lebaran, pasti berkaitan dengan libur panjang. Salah satu yang teringat adalah ketika hari itu adalah hari terakhir libur panjang, dan besoknya adalah hari pertama kembali ke kegiatan sehari2.

Dokter itu sering dihadapkan pada posisi yang tidak mudah ketika harus memenuhi harapan pasien atau keluarganya.

Bahwa kita dituntut untuk selalu memberikan yang terbaik adalah sesuatu yang terjadi di semua bidang profesi, cuma kalo dokter suka ditambahin penekanan "tanggung jawab moral".

Cerita mepet politik dikit.

Jadi suatu ketika di negeri tercinta ini, terjadi euforia politik. Setelah terbebas dari sistem 3 partai pemilu, mendadak jadi banyak partai. Dampaknya ya jelas, muncul partai baru yg mulai memburu kader, mulai ada rekrutmen di berbagai kalangan termasuk, mahasiswa.

Anamnesa atau 'wawancara' itu peranannya besar dalam membantu penegakan diagnosa. Jaman kuliah dulu, ditekankan banget kalo dari anamnesa itu kita sudah hampir bisa menemukan penyakitnya apa, tentu dikonfirmasi dengan pemeriksaan fisik dan penunjang.

Cerita tentang rumah sakit, apalagi yang gedungnya udah lama, sering disertai sama cerita-cerita supranatural. Ya, percaya-nggak percaya sih sebenernya, tapi itu umum terjadi. Bahkan ada yang sampe jadi urban legend juga kan.